TEORI DASAR PENGUKURAN LISTRIK
A. Pengertian Dasar
Proses pengukuran dalam system tenaga listrik merupakan
salah satu prosedur standar yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan oleh seorang user. Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi. Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena setiap kuantitas fisis mudah dapat diubah kedalam kuantitas elektrik, seperti tegangan, arus, frekuensi, perputaran dan lain-lainnya. Misalnya : temperatur yang dulu diukur dengan sebuah termometer air- raksa sekarang dapat diukur dengan thermocople.
salah satu prosedur standar yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan oleh seorang user. Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi. Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena setiap kuantitas fisis mudah dapat diubah kedalam kuantitas elektrik, seperti tegangan, arus, frekuensi, perputaran dan lain-lainnya. Misalnya : temperatur yang dulu diukur dengan sebuah termometer air- raksa sekarang dapat diukur dengan thermocople.
Sifat dari pengukuran itu dibagi dalam :
- Indication, menyatakan, menunjukkan, alat semacam ini tidak tergantung pada waktu;
- Recording, mencatat, menyimpan, merekam, alat ini dipergunakan bila pengukuran berubah dengan perubahan waktu;
- Integrating, menjumlahkan, alat ini dipakai bila konsumsi energi elektrik selama beberapa waktu waktu diperlukan.
Pekerjaan mengukur itu pada dasarnya
adalah usaha menyatakan sifat sesuatu zat/ benda
ke dalam bentuk angka atau herga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran.
Pemberian angka-angka tersebut dalam praktek dapat dicapai dengan :
- Membandingkan dengan alat tertentu yang dianggap sebagai standar.
- Membandingkan besaran yang akan diukur dengan suatu sekala yang telah ditera atau dikalibrasikan.
Jelaslah bahwa pengukuran sebagai suatu proses yang hasilnya sangat
tergantung dari unsur-unsurnya. Unsur-unsur terpenting dalam proses
pengukuran itu antara lain :
- Alat yang dipergunakan sebagai pembanding/ penunjuk.
- Orang yang melaksanakan pengukuran.
- Cara melaksanakan pengukuran.
Jika ada salah satu unsur yang tidak memenuhi syarat, maka hasilnya tidak
mungkin baik. Penjelasan di atas merupakan pengertian pengukuran yang
ditinjau secara umum. Pengukuran listrik mempunyai tujuan yang lebih luas lagi,
yaitu : untuk mengetahui, menilai dan atau menguji besaran listrik. Alat
yang dipergunakan sebagai pembanding/ penunjuk disebut instrumen
pengukur. Instrumen ini berfungsi sebagai penunjuk nilai besaran Listrik
yang diukurnya. Banyak sekali macam jenis pengukuran ini sesuai
dengan banyak besaran yang akan diukur. Hasil pengukuran pada umumnya merupakan
penunjukkan yang langsung dapat dibaca/ diketahui, ada yang dengan sistim
tercatat dan ada yang tidak. Dari hasil penunjukkan ini selanjutnya dapat
dianalisa atau dibuat data untuk suatu bahan studi/ analisa lebih
lanjut. Oleh sebab itu hasil pengukuran diharapkan mencapai
hasil yang optimal.
B. Macam-Macam Alat Ukur Elektrik
Macam- macam alat ukur elektrik itu dapat dikelompokkan berdasarkan pada :
(1). kuantitas yang diukur :
- untuk mengukur besaran arus dipakai Ampere meter
- untuk mengukur besaran tegangan dipakai Volt meter,
- untuk mengukur besaran resistans dipakai : ohm meter atau Jembatan resistans,
- untuk mengukur besaran daya dipakai Watt meter
- untuk mengukur besaran energi dipakai Watt-jam meter
- untuk mengukur besaran frekuensi dipakai Frekuensi meter
- untuk mengukur besaran faktor kerja dipakai cos . meter
(2). Macamnya arus :
- Alat-alat dibagi dalam alat ukur Arus Searah, alat ukur Arus Bolak Balik, alat ukur Arus Searah/ Arus Bolak Balik.
3). Ketelitian :
Batas ketelitian dari alat ukur merupakan disini dasar pengelompokkannya :
batas ketelitian itu dibagi menurut VDE dalam 7 kelas : (dinyatakan dalam %
dari skala penuh)
- Ketelitian yang tinggi yang diperlukan untuk penelitian, yaitu kelas : 0,1; 0,2;0,5;
- Alat ukur untuk industri : 1; 1,5; 2,5; 5.
Kegunaan instrumen pengukur listrik sangat luas, meliputi bidang
penyelidikan, produksi, pemeliharaan, pengawasan dan sebagainya.
Oleh sebab itu instrumen pengukur dibuat dengan kepekaan dan ketelitian
penunjukan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing. Misalnya instrumen untuk
kebutuhan laboratorium diperlukan ketelitian dan kepekaan yang
tinggi, sedang yang dipakai untuk keperluan industri, tidaklah demikian, lebih
mengutamakan kepraktisannya.
Pemilihan instrumen pengukur pada umumnya
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
- Dapat dipercaya – mudah penggunaannya – kecermatannya.
- Pemakaian tenaga – ukuran – bentuk – berat - harga
Dalam bidang penyelidikan dibutuhkan hasil pengukuran yang
seteliti-telitinya , oleh karena itu diperlukan instrumen pengukur
presisi. Karena mengutamakan ketelitian dan kecermatan kadang- kadang
bentuknya besar, memakan banyak tempat dan sukar dipindah-pindahkan. Kegunaan
instrumen pengukur dalam bidang produksi ialah untuk menjamin kelancaran proses
produksi yang meliputi pencegahan dan pengawasan.
C. Besaran-Besaran Listrik
Besaran-besaran listrik yang banyak dijumpai dalam bidang industri,
perbengkelan ataupun keperluan- keperluan yang lain ialah :
- arus listrik – tegangan – tahanan – daya – dan sebagainya. Dalam pemakaian besaran listrik diukur dalam satuan praktis dan harga efektif. Untuk memudahkan dalam memahaminya dibuat ringkasan seperti daftar-daftar di bawah .
Daftar Untuk Arus Searah
Besaran
|
Simbol
|
Satuan
|
Singk.
|
R u m u s
|
Kuat arus
|
i : I
|
Ampere
|
A
|
I = E/R
|
Tegangan
|
e : E
|
Volt
|
V
|
E = I . R
|
Tahanan
|
r : R
|
Ohm
|
R = E/ I
|
|
Daya listrik
|
W
|
Watt
|
W
|
W = E . I atau W = I 2 . R
|
Usaha/ kerja
|
A
|
Watt jam
|
Wh
|
A = E . I . t; t – dalam jam
|
Untuk keperluan pengukuran arus bolak balik rumus-rumus di atas dapat
dipakai arus tegangannya sefasa atau Cos = 1
Daftar Untuk Arus Bolak Balik
Besaran
|
Simbol
|
Satuan
|
Singk.
|
R u m u s/ Keterangan
|
Frekuensi
|
f
|
Hertz
|
Hz
|
f = I/T ; T = periode/ dt
|
Daya (nyata)
|
W
|
Watt
|
W
|
W = E . I Cos
|
Daya buta
|
Wb
|
Watt
|
W
|
Wb = E . I Sin
|
Daya semu
|
Ws
|
Volt
Ampere
|
VA
|
Ws = E . I
|
Faktor kerja
|
Cos
|
-
|
-
|
-
|
Daftar Besaran-Besaran yang lain
Besaran
|
Simbol
|
Satuan
|
Singk.
|
Keterangan
|
Kapasitans
|
C
|
Farad
|
F
|
1 Farad = Coul.per Volt
|
Induktans
|
L
|
Henry
|
H
|
Henry = Weber/ Amp.
|
D. Model-Model Alat Ukur
a. Mekanisme kumparan berputar atau moving coil mechanism :
Alat terdiri dari suatu magnit permanen
dan satu atau lebih kumparan yang berputar
apabila dilalui arus. Hanya dipakai untuk arus searah, contoh : meteran
A, V, ohm.
b. Mekanisme magnit bergerak, moving magnet mechanism :
Alat terdiri dari satu atau lebih mahnit yang dapat bergerak bila arus lalu
dalam kumparan tetap yang menimbulkan medan dan mempengaruhi magnit tadi.
Alat macam ini dipakai hanya untuk arus searah, contoh : Meteran A, V, ohm.
c. Mekanisme besi bergerak, moving mechanism :
Alat terdiri dari elemen besi yang bergerak secara elektromagnetik dalam
suatu kumparan tetap yang dilalui arus. Alat ini berguna untuk arus
searah dan arus bolak balik, contoh : Meteran A dan V.
d. Mekanisme elektrodinamik,
Alat terdiri dari kumparan tetap yang menghasilkan medan magnit di udara,
dan satu atau lebih kumparan yang bergerak secara elektrodinamik bila ia
dilalui arus. Ada dua macam : Alat tanpa besi dan yang pakai besi,
(ferrodynamic). Alat ini dapat dipakai untuk arus searah dan arus bolak
balik, contoh : meteran Watt.
e. Mekanisme imbas,
Alat terdiri dari kumparan tetap yang dialiri arus dengan konduktor yang
berbentuk piring atau silinder yang dapat bergerak karena arus imbas secara
elektromaknetik. Alat ini hanya dipakai untuk arus bolak balik, contohnya :
meteran elektrik yang berdasarkan pada imbas.
f. Mekanisme elektrostatik :
alat terdiri dari beberapa elektroda yang tetap dan satu atau lebih
elektroda lawan yang dapat bergerak secara elektrostatik apabila tegangan
dipasang; contoh : meteran arus searah dan arus bolak balik.
g. Mekanisme dua logam bimetallic mechanism
Alat mempunyai elemen dua logam yang menjadi panas bila dilalui arus
sehingga elemen itu melengkung dan menunjukkan nilai arus. Alat dipakai
untuk arus searah dan arus bolak balik, contoh : meteran A.
h. mekanisme tongkat bergetar, vibrating reed me chanism,
alat terdiri dari tongkat- tongkat yang bergetar disebabkan resonansi
karena cara elektromaknetik atau eletrostatik.
Alat dipakai hanya untuk arus bolak balik,
contoh : meteran frekuensi.
i. Mekanisme pengarah arus, rectifier instruments,
alat menggunakan kumparan yang bergerak yang dihubung seri dengan pengarah
(pengubah) arus yang mengubah arus balok balik yang diukur menjadi arus searah,
contoh : meteran A dan V arus bolak balik.
j. mekanisme astatik,
alat mempunyai dua bagian sistem astatik yang dihubungkan sedemikian rupa,
sehingga ia membantu satu sama lain apabila dilalui arus. Hal ini
mengimbangi akibat dari medan maknetik dari luar. Alat dipakai
untuk arus searah dan arus bolak balik, contoh : meteran Watt yang
elektodinamik.
k. mekanisme di filter :
alat mempunyai sistem penapis, filter, dan dipakai untuk mengamankan alat
dari akibat medan elektrik dan medan magnetik.
1.
memperbaiki refrigerator
Pertama-tama yg harus dilakukan
adalah memisahkan bahagian antara Evaporator, Kondensor dan kompresor, ketiga
bahagian ini dilepas/ dipisahkan
Evaporator : terletak didlm kulkas dan bagian
ini yg sering terjadi kebocoran, setelah dilepas kemudian dipasang pentil
disalah satu ujungnya dan ujung yg lain di buntukan/didop, lalu masukan freon
22 sampai tekanan 100 Psi lalu rendam didlm air utk mencari kebocorannya (
persis spt menambal ban bocor ) setelah diketahui titik kebocorannya lalu di
lem dg lem Dextone ( bila kebocorannya ada pada bagian Alumaniumnya tp bila
kebocoran ada pada pipa tembaga langsung saja dilas dg perak
Kondensor : Bahagian ini terletak diluar
Kulkas ( utk kulkas model lama sedangkan utk yg model baru kondensor ada didlm
bodi kulkas ), ini jarang sekali terjadi kebocoran dan langsung aja difllusing
Kompresor : Bahagian ini setiap terjadi
kebocoran mengakibatkan olinya berkurang, jadi lebih baik diganti olinya dg yg
baru
Setelah Evaporator dan Kondensor di
flusing lalu dipasang lagi spt semula sebelumnya jangan lupa filter dan
kapilernya harus diganti dg yg baru dan sebelum diisi freon harus di vakum
terlebih dahulu agar angin yg tertinggal didalam pipa tdk membuat kapiler
mampet
2.
memperbaiki freezer kulkas
mungkin agak sulit di kerjakan bagi sebagian orang yang kurang faham dengan dunia teknik pendingin, tapi paling tidak saya bisa sedikit memberi pemahaman kepada anda tentang bagaimana cara memperbaiki freezer kulkas yang tertusuk benda tajam, apabila suatu saat anda memanggil teknisi ke rumah anda.
1. Mengganti evaporator (freezer kulkas) yang tertusuk ujung pisau tadi.
Mengapa harus diganti?
a. Lubang yang tertusuk berukuran lebar melebihi 5 mm atau seukuran ujung obeng (-) dan pada jalur tunggal sehingga tidak mungkin di lakukan penembelan.
b Lubang yang tertusuk tembus pada freezer nya sehingga tidak memungkinkan di lakukan penembelan.
c. Kulkas terlalu lama di diamakan (tidak langsung di service), dari pengalaman service saya selama ini apabila kulkas rusak karena bocor evaporator melebihi 1 bulan maka evaporator tersebut akan kropos (artinya apabila dilakukan penembelan di titik A maka di titik B akan ikut bocor)
2. Menembel evaporator (freezer kulkas) yang tertusuk ujung pisau tadi.
Ada 2 metode penembelan berdasarkan bahan yang dipakai :
a. menembel dengan menggunakan lem hijau ( Lem berwarna hijau yang memeng khusus untuk menembel evaporator yang bocor) bentuknya seperti kapur tulis.
Penembelan dengan metode seperti ini lebih mudah di lakukan karna evaporator tidak perlu di turunkan, dan untuk memperkuatnya bisanya saya tambahkan lem alteco dengan bedak.
b, menembel dengan menggunakan pakan kawat las aluminium.
Penembelan dengan metode ini lebih kuat tapi pengerjaanya cukup sulit, karna evaporator harus betul betul bersih tidak ada sisa oil yang tersimpan di saluran evaporator dan untuk memebersihkan sisa oil atau air maka evaporator harus di turunkan untuk di blasing(semprot dengan freon)
3. Mengganti oil kompresor.
Oil kompresor harus di ganti apabila ada air yang tercampur di dalamnya, tapi apabila tidak ada air yang tercampur anda bisa memakainya lagi selama oil tersebut masih jernih dan bersih.
4. Mengganti filter kapiler.
Pada proses pengisian ulang gas freon entah itu di sebabkan ada kobocoran pipa atau kerusakan mesin selayaknya filter kapiler di ganti.
5. Melakukan proses pengisian gas freon.
Saya tidak akan menjelaskan detailnya karna bisa anda lihat sendiri di tutorial video di bawah.
6. Melakukan penyegelan pada pipa pengisian.
Mengapa harus dilakukan penyegelan? karena tekanan gas freon pada kulkas sangatlah kecil
(10-15)psi maka apabila kekurangan sedikit saja pada gas freon maka efeknya terasa pada tingkat kedinginanya beda dengan AC yang tekanan gas freonya tinggi dan ada pipa pengisianya.
3.
memperbaiki dispenser
1.
Dispenser tidak menyala atau mati total
Hal ini ditandai dengan tidak
menyalanya lampu LED merah atau hijau saat dinyalakan. Biasanya disebabkan
adanya kabel yang putus, saklar rusak atau thermofuse putus jika
menggunakannya. Untuk mengeceknya kita bisa menggunakan multimeter pada skala
ohm. Jika sudah ditemukan bagian yang rusak tinggal kita ganti saja.
2.
Dispenser tidak mau panas
Bisa jadi disebabkan oleh elemen
pemanas putus, atau thermostat rusak. Cara mengeceknya sama seperti diatas
yaitu dengan menggunakan multimeter skala ohm.
3. Dispenser tidak mau dingin
Beberapa jenis dispenser sekarang
ini sudah dilengkapi dengan pendingin. Jika mengalami kerusakan biasanya
disebabkan oleh thermostat rusak, namun cek dulu apakah thermostat dalam posisi
naik, atau tidak. Selain itu cek juga bagian kompresor apakah maasih bisa
bekerja atau tidak. Jika tidak coba periksa Relay dan Overload yang menempel
pada kompresor.
3.
Dispenser Bocor
Hal ini bisa disebabkan seal pada
kedua kran rusak, selang dan tabung stainless didalam dispenser bocor. Untuk
itu perlu ditambal atau diganti jika memungkinkan.
4.
memperbaiki AC
1. Periksa Kipas Outdoor AC
Jika tahap 1 telah dilakukan namun AC tetap tidak dingin, cobalah hidupkan AC dan perhatikan apakah kipas pada outdoor AC berputar. Jika kipas tidak berputar setelah beberapa lama AC dihidupkan berarti ada masalah pada Kipas tersebut. Untuk memastikannya matikan dan cabutlah sumber listrik dari AC. Setelah itu buka tutup atas dari outdoor AC.
Periksalah kabel-kabel dan terminal-terminal terutama yang menuju ke kipas. Perhatikan apakah ada kabel yang hangus atau kendur. Perbaiki jika ada kabel yang hangus atau kendur.
2. Periksa Kondensator / Kapasitor Outdoor AC
Jika tahap 2.1 telah dilakukan namun kipas tetap tidak menyala periksalah kondensator. Kondensator ini bentuknya bulat seperti tabung. Umumnya jika kondensator rusak maka kondensator ini akan menggelembung meskipun tidak selalu demikian. Jika kondensator rusak ganti dan coba hidupkan lagi AC
3. Periksa Impedansi Kipas
Jika step 2.2 telah dilakukan dan kipas tetap tidak bisa berputar periksa impeansi kipas. Tahap ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki pengetahuan teknik listrik cukup dan memiliki alat ukur. Ukur dengan multimeter kabel yang menuju ke kipas. Biasanya impedansi kipas yang bagus akan menunjukan beberapa puluh ohm. Jika impedansi terukur sangat kecil atau mendekati short atau nol atau sangat besar atau open, ganti kipas tersebut
4. Periksa tegangan menuju ke kipas
Jika step 2.3 telah dilakukan dan kipas tetap tidak bisa berputar periksa tegangan menuju ke kipas. Tahap ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki pengetahuan teknik listrik cukup dan memiliki alat ukur. Hidupkan AC lalu periksa tegangan menuju ke kipas dengan multimeter. Jika tidak ada tegangan matikan AC dan cabut sumber listriknya lalu periksalah kabel yang menghubungkan indoor unit dan outdoor unit. Amati apakah ada kabel yang hangus atau cacat karena digigit tikus misalnya. Jika ada perbaiki. Jika tidak ada periksa kabel terminal di indoor unit yang berasal dari outdoor unit. Perhatikan apakah ada kabel atau terminal yang hangus atau kendur. Jika ada perbaiki. Jika tidak ada dan anda mempunyai pengetahuan yang memadai dibidang listrik atau elektronik anda bisa melanjutkan pemeriksaan di bagian rangkaian kontrol AC.
Jika tidak sebaknya anda panggil tukang servis AC.
5. Periksa Kondensator / Kapasitor untuk Kompresor
Jika kipas Outdoor AC berputar namun AC tidak dingin periksa kondensator untuk Kompresor. Kondensator untuk kompresor terkadang digabung dengan kondensator untuk kipas dalam satu kemasan dan terkadang tersendiri. Periksa kondensator untuk kompresor seperti step 2.
6. Periksa Spark Gap / MOV
Spark Gap / MOV berfungsi sebagai pengaman rangkaian jika terjadi kejutan tegangan listrik. Bentuknya seperti uang logam. Jika pecah atau hangus ganti spark gap tersebut.
7. Periksa Kompresor
Untuk memeriksa kompresor ikuti cara step 2.3 dan 2.4 hanya saja kali ini lakukan step tersebut untuk kompresor.
Jika tahap 1 telah dilakukan namun AC tetap tidak dingin, cobalah hidupkan AC dan perhatikan apakah kipas pada outdoor AC berputar. Jika kipas tidak berputar setelah beberapa lama AC dihidupkan berarti ada masalah pada Kipas tersebut. Untuk memastikannya matikan dan cabutlah sumber listrik dari AC. Setelah itu buka tutup atas dari outdoor AC.
Periksalah kabel-kabel dan terminal-terminal terutama yang menuju ke kipas. Perhatikan apakah ada kabel yang hangus atau kendur. Perbaiki jika ada kabel yang hangus atau kendur.
2. Periksa Kondensator / Kapasitor Outdoor AC
Jika tahap 2.1 telah dilakukan namun kipas tetap tidak menyala periksalah kondensator. Kondensator ini bentuknya bulat seperti tabung. Umumnya jika kondensator rusak maka kondensator ini akan menggelembung meskipun tidak selalu demikian. Jika kondensator rusak ganti dan coba hidupkan lagi AC
3. Periksa Impedansi Kipas
Jika step 2.2 telah dilakukan dan kipas tetap tidak bisa berputar periksa impeansi kipas. Tahap ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki pengetahuan teknik listrik cukup dan memiliki alat ukur. Ukur dengan multimeter kabel yang menuju ke kipas. Biasanya impedansi kipas yang bagus akan menunjukan beberapa puluh ohm. Jika impedansi terukur sangat kecil atau mendekati short atau nol atau sangat besar atau open, ganti kipas tersebut
4. Periksa tegangan menuju ke kipas
Jika step 2.3 telah dilakukan dan kipas tetap tidak bisa berputar periksa tegangan menuju ke kipas. Tahap ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki pengetahuan teknik listrik cukup dan memiliki alat ukur. Hidupkan AC lalu periksa tegangan menuju ke kipas dengan multimeter. Jika tidak ada tegangan matikan AC dan cabut sumber listriknya lalu periksalah kabel yang menghubungkan indoor unit dan outdoor unit. Amati apakah ada kabel yang hangus atau cacat karena digigit tikus misalnya. Jika ada perbaiki. Jika tidak ada periksa kabel terminal di indoor unit yang berasal dari outdoor unit. Perhatikan apakah ada kabel atau terminal yang hangus atau kendur. Jika ada perbaiki. Jika tidak ada dan anda mempunyai pengetahuan yang memadai dibidang listrik atau elektronik anda bisa melanjutkan pemeriksaan di bagian rangkaian kontrol AC.
Jika tidak sebaknya anda panggil tukang servis AC.
5. Periksa Kondensator / Kapasitor untuk Kompresor
Jika kipas Outdoor AC berputar namun AC tidak dingin periksa kondensator untuk Kompresor. Kondensator untuk kompresor terkadang digabung dengan kondensator untuk kipas dalam satu kemasan dan terkadang tersendiri. Periksa kondensator untuk kompresor seperti step 2.
6. Periksa Spark Gap / MOV
Spark Gap / MOV berfungsi sebagai pengaman rangkaian jika terjadi kejutan tegangan listrik. Bentuknya seperti uang logam. Jika pecah atau hangus ganti spark gap tersebut.
7. Periksa Kompresor
Untuk memeriksa kompresor ikuti cara step 2.3 dan 2.4 hanya saja kali ini lakukan step tersebut untuk kompresor.
8. Panggil tukang Servis AC
Langkah ini dilakukan jika step 1 hingga step 5 telah dilakukan namun AC tetap tidak dingin.
PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK
Pada bab ini
akan membahas prinsip kerja sistem pengendali
elektromagnetik
yang meliputi :
Tahapan
pengendalian motor listrik pada sistem kendali
elektromagnetik
Jenis
jenissistemkendalielektromagnetik
Komponen
komponensistemkendalielektromagnetik
Gambar
rangkaian pada sistem kendali elektromagnetik
Setelah
mempelajari bab ini peserta didik diharapkan dapat :
Menyebutkan
tahapan pengendalian moto
r listrik
pada sistem
kendali
elektromagnetik
Menyebutkan
jenis
jenis sistem
kendali elektromagnetik
berdasarkan
cara
pengoperasiannya
Mengidentifikasi
komponen
komponen
sistem kendali
elektromagnetik
berdasarkan
fungsi, simbol dan prinsip kerjanya
Tahapan
pengendalian motor listrik pada sistem kendali
elektromagnetik
Yang
dimaksud dengan pengendali adalah segala usaha yang dilakukan
untuk
membimbing suatu proses dalam mencapai suatu tujuan. Jadi
yang
tergolong atau yang dimaksud dengan pengendalian motor adalah meliputi
pengaturan dan pengendalian motor dari saat start sampai motor itu berhenti,
agar operasi atau kerja dari motor tersebut sesuai dengan ketentuan atau
kebutuhan.
Tahapan
mengoperasikan motor.
pada
dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Mulai
Jalan (starting)
Untuk motor
yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor
dapat
disambung secara langsung (direct on line)
Sedangkan untuk daya yang besar pengasutannya
dengan pengendali awal motor (motor starter) yang bertujuan untuk meredam arus
awal yang besarnya 5
sampai 7
kali arus nominal.
CARA MEMPERBAIKI MOTOR 1 PHASE
LANGKAH KERJA
A.Proses pengukuran mika
· Langkah
pertama siapkan alat dan bahan
1. Mika lembaran
2. Gunting
3. Penggaris
4. Pensil atau spidol
· Ukur
panjang dan lebar pada alur motor (beri toleransi 2 mm)
· Ukur
panjang dan lebar mika sesuai dengan ukuran pada alur motor yang telah di ukur
tadi
· Kemudian
potong (potong mika sesuai dengan jumlah alur pada motor)
· Lipat
sedikit kedua ujung mika yang telah dipotong tadi agar saat di pasang mika
menempel dengan kuat
· Lalu
masukan mika tersebut ke alur motor dan pastikan mika terpasang dengan rapi dan
kuat
B.Proses pembuatan cetakan lilitan motor
Setelah
alur alur motor terisi dengan mika,langkah selanjutnya adalah mengukur panjang
kawat email untuk alur:
· KU1 (kumparan utama 1):
1. 4-9
2. 3-10
3. 2-11
4. 1-12
· KU2 (kumparan utama 2):
1. 16-21
2. 15-22
3. 14-23
4. 13-24
· B1 (kumparan bantu 1)
1. 8-17
2. 7-18
· KB2 kumparan bantu 2)
1. 6-19
2. 5-20
Dengan
catatan yang di ukur cukup 4 buah kumparan utama saja, karena kumparan bantu
menggunakan ukuran no 3 dan 4 dari kumparan utama.
Setalah
diukur,potong papan kayu berbentuk persegi dengan ukuran kelompok sama dengan
panjang tembaga yang telah di ukur. Kemudian potong papan triplek berbentuk
persegi dengan ukuran melebihi ukuran potongan papan kayu (tambah kurang lebih
2cm). Dari pengukuran tadi maka di peroleh mal dengan ukuran sisi :
· Mal 1 : 4,5 cm x 5 cm
Keliling: 19 cm
· Mal 2 : 6 cm x 6 cm
Keliling: 24
cm
· Mal 3 : 6 cm x 7,5 cm
keliling: 29 cm
· Mal 4 : 8,5 cm x 8,5 cm
keliling: 34 cm
Lubangi
papan kayu dan triplek tepat di tengah-tengah dengan menggunakan bor dan beri
sedikit cekungan setenngah lingkaran di 2 belah sisi papan kayu yang telah di
potong dan dilubangi
Ratakan
dan haluskan permukaan papan dengan kikir.
C.Proses pembuatan klos
· Potong
kayu sesuai ukuran yang telah di tentukan
· lalu
bentuk menjadi lingkaran (buat 2 buah).
· Setelah
itu lubangi kayu tadi tepat di tengah dengan mengguakan bor.
· Jika
lubang terlalu kecil perbesar dengan menggunakan kikir.
· Potong
pipa pvc ukuran kecil dengan panjang 10cm.
· Masukan
pipa kedalam kayu yang sudah di lubangi tadi.
D. Proses pelilitan kumparan
· Siapkan
alat dan bahan untuk melilit kumparan
· Masukan
dan susun mal dan triplek pada alat melilit.
· Lalu
letakan bola kasur di mal dan triplek yang telah disusun pada alat melilit
· Masukan
kawat email pada mal lalu lilit/gulung kawat email tersebut dengan
masing-masing kumparan berjumlah :
Kumparan utama :
Kumparan utama :
Ø Mal 1 : 120 lilitan
Ø Mal 2 : 130 lilitan
Ø Mal 3 : 140 lilitan
Ø Mal 4 : 150 lilitan
Kumparan bantu :
Kumparan bantu :
Ø Mal 2 : 180 lilitan
Ø Mal 3 : 190 lilitan
· Setelah
selesai keluarkan lilitan dari mal
· Susun
kumparan yang telah di keluarkan lalu ikat masing-masing kumparan menggunakan
bola kasur.
· Periksa
kumparan menggunakan AVOmeter di hawatirkan ada kumparan yang putus.
· Jika
ada kumparan yang putus sambungkan kembali menggunakan solder dan tinol.
· Jika
sudah terhubung semuanya maka kumparan siap digunakan/dipasang
E.Pemasangan kumparan pada alur
· Masukan
kumparan yang tadi kepada alur sesuai dengan ketentuan
Kumparan utama
Ø Kumparan bantu
· Pakai
bilah kayu untuk memudahkan memasukan kumparan pada alur
· Jika
sudah masuk, tutup alur dengan mika kembali agar kumpuran tidak keluar lagi
· Sambungkan
masing-masing kumparan :
kumparan utama : alur 12 dengan 24
kumparan utama : alur 12 dengan 24
Kumparan bantu : alur 18 dengan 6
· Tutup
sambungan menggunakan selongsong
· Periksa
kumparan menggunakan avo meter.
· Jika
terhubung maka kumparan tersebut bagus.
· Pasang
pasak pada setiap alur agar lilitan tidak keluar dari alurnya.
· Kemudian
sambungkan
Ø Ujung kumparan utama (KU1 dan KU2) dengan kabel NYAF warna merah
Ø Ujung kumparan bantu (KB1 dan KB2) dengan kabel NYAF warna hitam
Mengoperasikan sistem pengendali dengan PLC
1. Sistem Kendali
Istilah
sistem kendali dalam teknik listrik mempunyai arti suatu peralatan atau
sekelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi kerja suatu mesin dan
memetakan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang dikehendaki. Fungsi
kerja mesin tersebut mencakup antara lain menjalankan (start), mengatur
(regulasi), dan menghentikan suatu proses kerja. Pada umumnya, sistem kendali merupakan
suatu kumpulan peralatan listrik atau elektronik, peralatan mekanik, dan
peralatan lain yang menjamin stabilitas dan transisi halus serta ketepatan
suatu proses kerja.
Sistem
kendali mempunyai tiga unsur yaitu input, proses, dan output.
Input pada
umumnya berupa sinyal dari sebuah transduser, yaitu alat yang dapat merubah
besaran fisik menjadi besaran listrik, misalnya tombol tekan, saklar batas,
termostat, dan lain-lain. Transduser memberikan informasi mengenai besaran yang
diukur, kemudian informasi ini diproses oleh bagian proses. Bagian proses dapat
berupa rangkaian kendali yang menggunakan peralatan yang dirangkai secara
listrik, atau juga berupa suatu sistem kendali yang dapat diprogram misalnya
PLC.
Pemrosesan
informasi (sinyal input) menghasilkan sinyal output yang selanjutnya digunakan
untuk mengaktifkan aktuator (peralatan output) yang dapat berupa motor listrik,
kontaktor, katup selenoid, lampu, dan sebagainya. Dengan peralatan output,
besaran listrik diubah kembali menjadi besaran fisik.
Sistem
kendali dibedakan menjadi dua, yaitu sistem kendali loop terbuka dan sistem
kendali loop tertutup.
- Sistem Kendali Loop Terbuka
Sistem
kendali loop terbuka adalah proses pengendalian di mana variabel input
mempengaruhi output yang dihasilkan. Gambar 2 menunjukkan diagram blok sistem
kendali loop terbuka.
Dari gambar
2 di atas, dapat dipahami bahwa tidak ada informasi yang diberikan oleh
peralatan output kepada bagian proses sehingga tidak diketahui apakah hasil
output sesuai dengan yang dikehendaki.
2. Sistem Kendali Loop Tertutup
Sistem
kendali loop tertutup adalah suatu proses pengendalian di mana variabel yang
dikendalikan (output) disensor secara kontinyu, kemudian dibandingkan dengan
besaran acuan.
Variabel
yang dikendalikan dapat berupa hasil pengukuran temperatur, kelembaban, posisi
mekanik, kecepatan putaran, dan sebagainya. Hasil pengukuran tersebut
diumpan-balikkan ke pembanding (komparator) yang dapat berupa peralatan
mekanik, listrik, elektronik, atau pneumatik. Pembanding membandingkan sinyal
sensor yang berasal dari variabel yang dikendalikan dengan besaran acuan, dan
hasilnya berupa sinyal kesalahan. Selanjutnya, sinyal kesalahan diumpankan
kepada peralatan kendali dan diproses untuk memperbaiki kesalahan sehingga
menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan kata lain, kesalahan
sama dengan nol.
- Sistem Kendali PLC
Hingga akhir
tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relai elektromagnet. Dengan
semakin meningkatnya perkembangan teknologi, tugas-tugas pengendalian dibuat
dalam bentuk pengendalian terprogram yang dapat dilakukan antara lain
menggunakan PLC (Programmable Logic Controller). Dengan PLC, sinyal dari
berbagai peralatan luar diinterfis sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem
kendali. Disamping itu, kemampuannya dalam komunikasi jaringan memungkinkan
penerapan yang luas dalam berbagai operasi pengendalian sistem.
Dalam sistem
otomasi, PLC merupakan ‘jantung’ sistem kendali. Dengan program yang disimpan
dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat memonitor keadaan sistem melalui
sinyal dari peralatan input, kemudian didasarkan atas logika program menentukan
rangkaian aksi pengendalian peralatan output luar.
PLC dapat
digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang berulang-ulang, atau
di-interkoneksi dengan yang lain menggunakan komputer melalui sejenis jaringan
komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.
Cara kerja
sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.
Dari gambar
terlihat bahwa komponen sistem kendali PLC terdiri atas PLC, peralatan input,
peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya. Penjelasan masing-masing
komponen sebagai berikut :
- PLC
PLC terdiri
atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul interface input dan output
program kendali disimpan dalam memori program. Program mengendalikan PLC
sehingga saat sinyal iput dari peralatan input on timbul respon yang sesuai.
Respon ini umumnya mengonkan sinyal output pada peralatan output.
CPU adalah
mikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem PLC. ia mengeksekusi program,
memproses sinyal input/ output, dan mengkomunikasikan dengan peralatan luar.
Memori
adalah daerah yang menyimpan sistem operasi dan data pemakai. Sistem operasi
sesungguhnya software sistem yang mengkordinasikan PLC. Program kendali
disimpan dalam memori pemakai.
Ada dua
jenis memori yaitu : ROM (Read Only Memory) dan RAM (Random Access Memory). ROM
adalah memori yang hanya dapat diprogram sekali. Penyimpanan program dalam ROM
bersifat permanen, maka ia digunakan untuk menyimpan sistem operasi. Ada
sejenis ROM, yaitu EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory) yang isinya
dapat dihapus dengan cara menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian
diisi program ulang menggunakan PROM Writer.
Interfis
adalah modul rangkaian yang digunakan untuk menyesuaikan sinyal pada peralatan
luar. Interfis input menyesuaikan sinyal dari peralatan input dengan sinyal
yang dibutuhkan untuk operasi sistem. Interfis output menyesuaikan sinyal dari
PLC dengan sinyal untuk mengendalikan peralatan output.
- Peralatan Input
Peralatan
input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya PLC memproses
sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan input itu
antara lain :
- Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas, saklar level, saklar tekan, saklar proximity.
- Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor level,
- Rotary encoder
- Peralatan Output
Sistem
otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan. Peralatan
output itu misalnya :
- Kontaktor
- Motor listrik
- Lampu
- Buzer
- Peralatan Penunjang
Peralatan
penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali PLC, tetapi
bukan merupakan bagian dari sistem secara nyata. Maksudnya, peralatan ini
digunakan untuk keperluan tertentu yang tidak berkait dengan aktifitas
pegendalian. Peralatan penunjang itu, antara lain :
- berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder, konsol pemrogram, programmable terminal, dan sebagainya.
- Berbagai software ladder, yaitu : SSS, LSS, Syswin, dan CX Programmer.
- Berbagai jenis memori luar, yaitu : disket, CD ROM, flash disk.
- Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer, plotter.
- Catu Daya
PLC adalah
sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital membutuhkan catu daya DC.
Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau dari dalam PLC itu sendiri. PLC tipe
modular membutuhkan catu daya dari luar, sedangkan pada PLC tipe compact
catu daya tersedia pada unit.
- Komponen Unit PLC
Unit PLC
dibuat dalam banyak model/ tipe. Pemilihan suatu tipe harus mempertimbangkan :
yang dibedakan menurut
- jenis catu daya
- jumlah terminal input/ output
- tipe rangkaian output
- Jenis Catu Daya
PLC adalah
sebuah peralatan elektronik dan setiap peralatan elektronik untuk dapat
beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu daya untuk disambungkan ke
PLC yaitu AC dan DC.
- Jumlah I/O
Pertimbangan
lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O nya. Jumlah terminal I/O
yang tersedia bergantung kepada merk PLC. Misalnya PLC merk OMRON pada satu
unit tersedia terminal I/O sebanyak 10, 20, 30, 40 atau 60. Jumlah terminal I/O
ini dapat dikembangkan dengan memasang Unit I/O Ekspansi sehingga dimungkinkan
memiliki 100 I/O.
Pada
umumnya, jumlah terminal input dan output megikuti perbandingan tertentu, yaitu
3 : 2. Jadi, PLC dengan terminal I/O
sebanyak 10 memiliki terminal input 6 dan terminal output 4.
- Tipe Rangkaian Output
PLC dibuat
untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali. Bergantung kepada peralatan
output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe rangkaian output yaitu : output
relai, output transistor singking dan output transistor soucing.
Di bawah ini
diberikan tabel yang menunjukkan jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe
rangkaian output.
Indikator ini
menunjkkan status operasi PLC, seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Indikator
|
Status
|
Arti
|
PWR
(hijau)
|
ON
|
Daya
sedang dicatukan ke PLC
|
OFF
|
Daya tidak
sedang dicatu ke PLC
|
|
RUN
(hijau)
|
ON
|
PLC beroperasi
dalam mode RUN atau MONITOR
|
OFF
|
PLC
beroperasi dalam mode PROGRAM, atau terjadi kesalahan fatal
|
|
COMM
(kuning)
|
Berkedip
|
Data
sedang ditransfer melalui port peripheral atau port RS-232C
|
OFF
|
Data tidak
sedang ditransfer melalui port peripheral atau port RS-232C
|
|
ERR/ALM
(merah)
|
ON
|
Terjadi
kesalahan fatal
|
Berkedip
|
Terjadi
kesalahan tidak fatal
|
|
OFF
|
Operasi
berlangsung normal
|
- Indikator input
Indikator
input menyala saat terminal input yang sesuai ON. Indikator input menyala
selama refreshing input/ output.
Jika terjadi
kesalahan fatal, indikator input berubah sebagai berikut :
Kesalahan fatal
|
Indikator input
|
Kesalahan
unit CPU, kesalahan bus I/O, atau terlalu banyak unit I/O
|
Padam
|
Kesalahan
memori atau kesalahan FALS (sistem fatal)
|
Indikator
akan berubah sesuai status sinyal input, tetapi status input tidak akan
diubah pada memori.
|
- Indikator output
Indikator
output menyala saat terminal output yang sesuai on.
- Analog Control
Putarlah
control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250 dan IR 251.
- Port peripheral
Sambungan
PLC ke peralatan pemrogram : Konsol Pemrogram, atau komputer
- Port RS 232C
Sambungan
PLC ke peralatan pemrogram : Konsol Pemrogram, komputer, atau Programmable
Terminal.
- Saklar komunikasi
Saklar ini
untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-232C akan menggunakan setting
komunikasi pada PC Setup atau settng standar.
OFF
|
Port
peripheral dan port RS-232C beroperasi sesuai dengan setting komunikasi pada
PLC setup, kecuali untuk Konsol Pemrogram yang disambung ke port peripheral.
|
ON
|
Port
peripheral dan port RS-232C beroperasi sesuai dengan setting komunikasi
standar, kecuali untuk Konsol Pemrogram yang disambung ke port peripheral.
|
- Batere
Batere ini
memback-up memori pada unit PLC.
- Konektor ekspansi
Tempat
sambungan PLC ke unit I/O ekspansi atau unit ekspansi (unit I/O analog, unit
sensor suhu).
- Spesifikasi
Penggunaan
PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya. Mengabaikan hal ini dapat
mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi secara tidak tepat (mal-fungsi).
Berikut ini
diberikan spesifikasi unit PLC yang terdiri atas spesifikasi umum, spesifikasi
input, dan spesifikasi output.
- Spesifikasi Umum
Butir
|
Spesifiasi
|
||
Tegangan
catu
|
AC
|
100 s.d
240 VAC, 50/60 Hz
|
|
DC
|
24 VDC
|
||
Tegangan
operasi
|
AC
|
85 s.d 264
VAC
|
|
DC
|
20,4 s.d
26,4 VDC
|
||
Penggunaan
daya
|
AC
|
60 VA maks
|
|
DC
|
20 W maks
|
||
Catu daya
luar
|
Tegangan
catu
|
24 VDC
|
|
Kapasitas
output
|
300 mA
|
||
Tahanan
isolasi
|
20 MW minimum
|
||
Kuat
dielektrik
|
2300 VAC
50/60 Hz selama 1 menit
|
||
Suhu ruang
|
0o
s.d 55o
|
||
Ukuran
sekerup terminal
|
M3
|
||
Berat
|
AC
|
650 g
|
|
DC
|
550 g
|
||
- Spesifikasi Input
Butir
|
Spesifikasi
|
Tegangan
input
|
24 VDC +10%/-15%
|
Impedansi
input
|
2,7 kW
|
Arus input
|
8 mA
|
Tegangan/
arus on
|
17 VDC
input, 5 mA
|
Tegangan/
arus off
|
5 VDC
maks, 1 mA
|
Tunda on
|
10 ms
|
Tunda off
|
10 ms
|
Konfigurasi
rangkaian input
|
- Spesifikasi Output
Butir
|
Spesifikasi
|
Kapasitas
switching maksimum
|
2 A, 250 VAC (cos f = 1)
2 A, 24
VDC
|
Kapasitas switching
minimum
|
10 mA, 5
VDC
|
Usia kerja
relai
|
Listrik : 150.000 operasi (beban
resistif 24 VDC)
100.000 operasi (beban induktif)
Mekanik :
20.000.000 operasi
|
Tunda on
|
15 ms maks
|
Tunda off
|
15 ms maks
|
Konfigurasi
rangkaian output
|
- Perbandingan Sistem Kendali Elektromagnet dan PLC
Pada sistem
kendali relai elektromagnetik (kontaktor), semua pengawatan ditempatkan dalam
sebuah panel kendali. Dalam beberapa kasus panel kendali terlalu besar sehingga
memakan banyak ruang (tempat). Tiap sambungan dalam logika relai harus
disambung. Jika pengawatan tidak sempurna, maka akan terjadi kesalahan sistem
kendali. Untuk melacak kesalahan ini, perlu waktu cukup lama. Pada umumnya, kontaktor
memiliki jumlah kontak terbatas. Dan jika diperlukan modifikasi, mesin harus
diistirahatkan, dan lagi boleh jadi ruangan tidak tersedia serta pengawatan
harus dilacak untuk mengakomodasi perubahan. Jadi, panel kendali hanya cocok
untuk proses yang sangat khusus. Ia tidak dapat dimoifikasi menjadi sistem yang
baru dengan segera. Dengan kata lain, panel kendali elektromagnetik tidak
fleksibel.
Dari uraian
di atas, dapat disimpulkan adanya kelemahan sistem kendali relai
elektromagnetik sebagai berikut :
- Terlalu banyak pengawatan panel.
- Modifikasi sistem kendali sulit dilakukan.
- Pelacakan gangguan sistem kendali sulit dilakukan.
- Jika terjadi gangguan mesin harus diistirahatkan untuk melacak kesalahan sistem.
Kesulitan-kesulitan
di atas dapat diatasi dengan menggunakan sistem kendali PLC.
- Keunggulan Sistem Kendali PLC
Sistem
kendali PLC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem kendali
elektromagnetik sebagai berikut :
- Pengawatan sistem kendali PLC lebih sedikit.
- Modifikasi sistem kendali dapat dengan mudah dilakukan dengan cara mengganti progam kendali tanpa merubah pengawatan sejauh tidak ada tambahan peralatan input/output.
- Tidak diperlukan komponen kendali seperti timer dan hanya diperlukan sedikit kontaktor sebagai penghubung peralatan output ke sumber tenaga listrik.
- Kecepatan operasi sistem kendali PLC sangat cepat sehingga produktivitas meningkat.
- Biaya pembangunan sistem kendali PLC lebih murah dalam kasus fungsi kendalinya sangat rumit dan jumlah peralatan input/outputnya sangat banyak.
- Sistem kendali PLC lebih andal.
- Program kendali PLC dapat dicetak dengan cepat.
- Penerapan Sistem Kendali PLC
Sistem
kendali PLC digunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain untuk
mengendalikan :
- Traffic light
- Lift
- Konveyor
- Sistem pengemasan barang
- Sistem perakitan peralatan elektronik
- Sistem pengamanan gedung
- Sistem pembangkitan tenaga listrik
- Robot
- Pemrosesan makanan
- Langkah-Langkah Desain Sistem Kendali PLC
Pengendalian
sistem kendali PLC harus dilakukan melalui langkah-langkah sistematik sebagai
berikut :
- Memilih PLC dengan spesifikasi yang sesuai dengan sistem kendali.
- Memasang Sistem Komunikasi
- Membuat program kendali
- Mentransfer program ke dalam PLC
- Memasang unit
- Menyambung pengawatan I/O
- Menguji coba program
- Menjalankan program